@thesis{thesis, author={Al Busyra Fuadi and Mulfakli Mulfakli and Zulherman Zulherman}, title ={Kajian Elemen Arsitektur Tropis Pada Rumah Tradisional Melayu Riau di Desa Pulau Belimbing Kecamatan Kuok}, year={2025}, url={http://repo.bunghatta.ac.id/24519/}, abstract={Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi elemen arsitektur tropis pada rumah tradisional Melayu Riau di Desa Pulau Belimbing, Kecamatan Kuok, serta menganalisis kontribusinya terhadap kenyamanan termal. Objek penelitian mencakup Rumah Lontiak dan Rumah Kobuang Limo yang ditemukan di daerah tersebut. Kedua tipe rumah ini merepresentasikan strategi adaptasi arsitektur tradisional Melayu terhadap iklim tropis lembap. Studi ini menggunakan metode embedded mixed-method, yang mengombinasikan pendekatan kualitatif melalui observasi dan wawancara serta kuantitatif melalui pengukuran elemen fisik bangunan, pengukuran suhu, kelembapan, dan kecepatan angin, guna memperoleh data yang komprehensif dan objektif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa enam elemen utama arsitektur tropis memiliki kontribusi signifikan terhadap stabilitas termal bangunan. Orientasi bangunan dan pola ruang, sebagai bagian dari sistem spasial, memungkinkan optimalisasi ventilasi silang dan meminimalkan paparan radiasi matahari langsung. Lantai panggung berfungsi sebagai insulasi pasif yang meningkatkan sirkulasi udara di bawah bangunan dan mengurangi perpindahan panas dan kelembapan dari tanah. Bentuk atap curam dengan ventilasi singap, yaitu sistem ventilasi di bawah atap, memungkinkan pelepasan udara panas yang terperangkap di ruang plafon, serta menjaga suhu dalam ruangan tetap stabil. Bukaan dinding dan sistem ventilasi yang dirancang secara strategis mempercepat pertukaran udara, mengontrol kelembapan, serta meningkatkan efektivitas pendinginan pasif. Material bangunan dengan konduktivitas termal rendah berperan dalam mengurangi fluktuasi suhu ekstrem, sementara elemen pelindung bangunan, seperti vegetasi dan tritisan panjang, berfungsi sebagai penghalang terhadap radiasi matahari langsung dan menciptakan lingkungan mikro yang lebih sejuk. Pengukuran temperatur efektif (ET) selama tiga hari berturut-turut menunjukkan bahwa Rumah Lontiak dan Rumah Kobuang Limo secara umum mampu mempertahankan suhu dalam ruangan dalam kisaran kenyamanan termal yang sesuai dengan standar SNI 03-6572-2001. Temuan ini menegaskan bahwa arsitektur tradisional Melayu Riau merupakan bentuk adaptasi berbasis kearifan lokal yang efektif dalam menciptakan kenyamanan termal pada lingkungan tropis lembap, sekaligus bisa menjadi referensi bagi pengembangan arsitektur tropis yang berkelanjutan. Kata kunci: Arsitektur Tropis, Rumah Lontiak, Rumah Kobuang Limo, Rumah tradisional Melayu Riau, Kenyamanan termal pada bangunan tradisional} }