@thesis{thesis, author={Saputra I Gede Pramana Ade}, title ={ANALISIS TINGKAT KEMATANGAN DAN KUALITAS SANGRAIAN BIJI KOPI BERDASARKAN EKSTRAKSI FITUR WARNA, BENTUK DAN GLCM}, year={2022}, url={http://repo.undiksha.ac.id/10456/}, abstract={Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem analisa citra digital yang dapat menentukan kualitas dan tingkat kematangan sangraian biji kopi, dalam hal mendeteksi sangraian biji kopi yang layak dan tidak layak di konsumsi dan dijual sebagai kopi berkualitas (specially coffe) sebagaimana yang terdapat pada Standar klasifikasi biji kopi disediakan oleh SNI No. 01-2907-1999. Penelitian ini berfokus pada perubahan fisik biji kopi setelah dilakukannya proses sangrai dimana ada 2 perubahan yang mempengaruhi dari segi kualitas yaitu bentuk dan dari segi tingkat kematangan kopi yaitu warna. Ekstraksi fitur warna yang digunakan dalam penelitian ini adalah ruang warna HSV (Hue Saturation Value), karena jika dibandingkan dengan ruang warna RGB (Red, Green, Blue), HSV memiliki kinerja yang lebih baik. HSV juga mentoleransi perubahan intensitas cahaya. Ekstraksi bentuk menggunakan Metrik karena bentuk yang akan dicari adalah bentuk lingkaran, dan ekstraksi tekstur menggunakan Gray Level Co-Occurrence Matric (GLCM). Penelitian ini dimulai dengan melakukan pengumpulan data berupa gambar digital 2D dari sangraian biji kopi. Sistem yang dikembangkan pada penelitian ini terdiri dari dua tahapan utama yaitu pelatihan dan pengujian. Jumlah data citra biji kopi yang digunakan berjumlah 90 citra. Pada analisa kualitas biji kopi, data yang digunakan adalah berupa citra biji kopi yang terdiri dari dua tingkat yaitu biji tidak baik dan baik. Sama halnya dengan analisa tingkat kematangan biji kopi, data yang digunakan adalah berupa citra biji kopi yang terdiri dari tiga tingkat yaitu dark, light, dan medium. Klasifikasi menggunakan algoritma Naive Bayes. Berdasarkan hasil penelitian pada analisis tingkat kematangan biji kopi diperoleh akurasi pelatihan tertinggi sebesar 100% dan akurasi pengujian tertinggi sebesar 100%. Sedangkan pada analisis kualitas biji kopi diperoleh akurasi pelatihan tertinggi sebesar 88% dan akurasi pengujian tertinggi sebesar 90%.} }