@thesis{thesis, author={Firmaidodi Faredo}, title ={Rancang Bangun Alat Pendeteksi Dini Acrophobia Berdasarkan Detak Jantung dan Resistansi Kulit Menggunakan Fuzzy Logic}, year={2021}, url={http://repository.itk.ac.id/17070/}, abstract={Fobia merupakan salah satu gangguan kecemasan yang ditimbulkan akibat adanya suatu rangsangan dari objek atau kondisi yang ditakuti. Salah satu fobia yang banyak diderita oleh populasi dunia adalah fobia ketinggian. Untuk mengukur tingkat acrophobia seseorang, dibutuhkan sebuah kuisioner acrophobia. Sehingga dibutuhkan suatu metode baru untuk menentukan tingkat acrophobia yang lebih efektif dengan mengukur reaksi kognitif manusia yaitu perubahan detak jantung dan konduktansinya. Pada penelitian sebelumnya, telah diketahui bahwa adanya perbedaan signifikan antara reaksi kognitif terhadap penderita acrophobia dibanding bukan penderita acrophobia. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan sensor detak jantung Max 30102 dan sensor GSR (Galvanic Skin Response). Sensor Max 30102 digunakan untuk mengetahui detak jantung sedangkan sensor GSR digunakan untuk mengetahui konduktansi kulit. Penelitian ini melakukan pengujian menggunakan video skydiving yang mendukung pandangan 360 derajat sehingga pengguna dapat merasakan berada di ketinggian secara virtual. Data training didapatkan dari penderita acrophobia sesuai kriteria DSM-V. Sedangkan data testing dalam penelitian ini melibatkan 10 subjek yang akan ditentukan acrophobia-nya menggunakan metode logika fuzzy. Variabel fuzzy yang digunakan adalah BPM yang himpunannya terdiri dari sangat lambat, lambat, cepat dan sangat cepat serta variabel SCL yang himpunannya terdiri dari sangat kering, kering, basah dan sangat basah. Berdasarkan hasil pengolahan data dari logika fuzzy tersebut maka akan diperoleh tingkat acrophobia subjek. Rata-rata detak jantung penderita acrophobia yaitu 93 bpm dan rata-rata detak jantung subjek normal yaitu 82 bpm. Rata-rata konduktansi kulit penderita acrophobia yaitu 1,67 µS dan rata-rata konduktansi kulit subjek normal yaitu 1,01 µS. Alat yang telah dibuat memiliki sensitivitas 100%, spesifitas 62.50%, dan akurasi pengukuran alat secara keseluruhan yaitu 70%.} }