@thesis{thesis,
		author={Asimah  Ayu},
		title ={FAKTOR-FAKTOR BURNOUT SYNDROME PADA PERAWAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT YANG BEKERJA 
PADA SAAT PANDEMI COVID-19
(Study di 4 Rumah Sakit Umum Daerah di Pulau Madura)},
		year={2021},
		url={http://repository.stikesnhm.ac.id/id/eprint/926/},
		abstract={ABSTRAK
Burnout Syndrome adalah suatu kumpulan gejala fisik, psikologis dan mental yang diakibatkan oleh kelelahan yang bersifat monoton dan menekan. Berdasarkan hasil studi pendahuluan bahwa masih tingginya burnout syndrome pada perawat IGD. Pada Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor burnout syndrome pada perawat di instalasi gawat darurat yang bekerja pada saat pandemi covid-19. 
Penelitian ini menggunakan survei analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional dan uji analisis menggunakan spearman rank dengan variabel independen adalah stres kerja, takut terinfeksi, sumber daya rumah sakit, dukungan keluarga dan teman sedangkan variabel dependen burnout syndrome. Jumlah populasi sebanyak 100 perawat IGD di 4 rumah sakit umum daerah di pulau madura dengan jumlah sampel 80 perawat menggunakan teknik proportionate strafied random sampling.
Didapatkan perawat IGD di 4 rumah sakit umum daerah di pulau madura mengalami stres kerja parah dengan burnout syndrome tinggi sebanyak 16 perawat didapatkan hasil P Value: 0.000<?: 0,05 dengan nilai korelasi sebesar 0.579, takut terinfeksi sedang dengan burnout syndrome tinggi sebanyak 14 perawat didapatkan hasil P Value: 0.003<?: 0,05 dengan nilai korelasi sebesar 0.324, Sumber daya rumah sakit tinggi dengan burnout syndrome tinggi sebanyak 28 perawat didapatkan hasil P Value: 0.028<?: 0,05 dengan nilai korelasi sebesar 0.246, Dukungan keluarga dan teman sedang dengan burnout syndrome sedang sebanyak 23 perawat didapatkan hasil P Value: 0.014<?: 0,05 dengan nilai korelasi sebesar 0.273.
 Diharapkan dari hasil penelitian ini perawat bisa memotivasi dirinya sendiri untuk menemukan metode penanganan burnout syndrome saat masa pandemi covid-19. Selain itu, perawat diharapkan dapat mengontrol emosi dan menerpakan koping individu agar tidak mengalami burnout syndrome.}
		}