@thesis{thesis, author={Susilo Tine Abrianti}, title ={Ekspresi puitik sakral pada bentuk dan ruang arsitektur gereja : objek studi GPIB Immanuel, GPIB Kainonia, dan GPIB Paulus di Jakarta}, year={2020}, url={}, abstract={Perbedaan konsep tentang ruang sakral yang dimulai sejak peristiwa reformasi pada abad ke- 16 masih memengaruhi ekspresi bentuk dan ruang arsitektur gereja sampai saat ini. Banyaknya arsitektur gereja yang sulit dibedakan dengan fungsi profan menunjukkan pemahaman konsep ruang sakral yang terus berkembang sesuai dengan teologi yang dipahami. Signifikansi ekspresi sakral pada arsitektur gereja menunjukkan adanya permasalahan dalam ekspresi bentuk arsitektur gereja yang semakin beragam. Arsitektur gereja menampilkan ekspresi fungsinya secara berlapis. Lapis pertama dapat ditangkap secara perseptual melalui ekspresinya yang menunjukkan fungsi sakral. Lapis selanjutnya ditangkap secara asosiatif dari ekspresinya yang terpengaruh dari tradisi dan ideologi gereja. Pada lapis yang tertinggi ekspresi sakral ditampilkan secara puitik. Ekspresi puitik yang tampil dalam arsitektur gereja sangat mendukung fungsi sakralnya. Sifat puitik yang menggugah perasaan dan membangkitkan imajinasi sesuai dengan fungsi sakral gereja sebagai sebuah ambang yang menandai perbedaan dunia profan dan sakral. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap seluruh hubungan yang terjalin antara bentuk dan ruang arsitektur gereja Objek Studi dengan ekspresi puitik sakral yang ditampilkan. Manfaat diharapkan untuk menjadi perbendaharaan konsep tentang arsitektur gereja serta bagi penelitian-penelitian yang terkait. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif karena berkaitan dengan interpretasi ekspresi. Interpretasi dilakukan dengan membuat acuan membaca ekspresi puitik sakral, yang dirumuskan melalui elaborasi konsep puitik sakral pada properti dan komposisi arsitektur di setiap lingkup arsitektur yang meliputi lingkup lingkungan, lingkup tapak, lingkup bentuk bangunan dan lingkup sosok bangunan. Hasil analisis menunjukkan bahwa ketiga arsitektur Objek Studi menampilkan ekspresi sakral pada lapis perseptual dan asosiatif yang dipengaruhi tradisi gereja dan ideologi Protestan, dari properti dan komposisi arsitekturnya, terutama ditampilkan pada lingkup bentuk bangunan. Lapis makna tertinggi ditampilkan arsitektur gereja Paulus dari proporsi bentuk atap yang mendominasi bangunan dan mengarah ke atas, menampilkan ekspresi puitik sakral dalam lingkup lingkungan. Arsitektur gereja Immanuel juga menampilkan ekspresi puitik sakral pada lingkup tapak melalui sekuen sakral menuju bangunan dan pada sosok bangunan, melalui penetrasi unsur alam dari atap kubah. Dinamika cahaya dalam pergantian waktu dan musim membangkitkan imajinasi sakral tentang berkat ilahi.} }