Abstract :
Penelitian ini bertujuan untuk menjawab permasalahan mengenai tari Katumbu
dalam pesta panen di Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna dengan 2 (dua) rumusan
masalah yaitu: 1) Nilai-nilai apa saja yang terdapat pada tari Katumbu dalam pesta panen
di Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna, 2) kandungan nilai kearifan lokal pada tari
Katumbu dalam pesta panen di Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna. Metode yang
digunakan adalah deskriptif kualitatif yaitu dengan penggambaran objek penelitian secara
langsung. Teknik pengumpulan data yaitu studi pustaka, observasi, wawancara dan
dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa 1) nilai-nilai yang terdapat dalam
pertunjukan tari Katumbu di Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna secara umum dibagi
menjadi 3 yaitu nilai moral, nilai religius dan nilai gotong royong. 2) kandungan nilai
kearifan lokal pada tari Katumbu dalam pesta panen di Kecamatan Tongkuno Kabupaten
Muna yaitu pada nilai moral tersimbolkan pada ragam gerak setangkekulubea yaitu penari
melangkah dengan menggunakan kaki kanan kemudian diikuti dengan kaki kiri, gerakan
ini mengandung makna gadis Muna harus mendahulukan hal positif terlebih dahulu dan
empat ragam gerak terakhir yaitu Dodhagani wuto (menjaga diri dari hal negatif),
Dofekatangka wuto (mempertahankan diri dari hal negatif), De tafa kawogha
(mempertahankan diri ketika ada serangan) dan Dokala tabea dosuli(ketika pergi harus
kembali di tempat pertama ia menginjakkan kaki) yaitu wanita harus mampu menjaga diri
ketika ada hal buruk yang merusak datang padanya dan wanita harus mampu membela
dan mempertahankan diri ketika ada serangan yang datang. Nilai religius tergambarkan
pada 4 ragam gerak yaitu ragam Dosukurugho nighawa (rasa syukur akan kesuksesan),
ragam Sukuru dopooli jaga wuto (rasa syukur akan keberhasilan menjaga diri), ragam
Sukuru dopooli tangkai wuto (rasa syukur akan keberhasilan mempertahankan diri),
ragam Sukuru nokesa ne wiseki (rasa syukur akan indahnya masa depan) pada bagian ini
menggambarkan tentang bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dari
keberhasilan manusia dalam proses panen hasil kebun. Sedangkan pada nilai gotong
royong tergambar pada gerak menumbuk Di dalam gerakan ini telah tercermin dalam
pelaksanaannya terlihat adanya sikap saling tolong-menolong, saling memberikan
bantuan demi keberhasilan hasil panen yang menjadi tujuan bersama sebagai wujud nilai
dasar yang dimiliki manusia sebagai makhluk sosial.
Kata Kunci : Nilai Kearifan Lokal, Tari Katumbu, Pesta Panen, Tongkuno, Muna