Abstract :
Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) merupakan wujud demokrasi lokal yang
membutuhkan strategi marketing politik yang efektif agar kandidat dapat
memenangkan kontestasi. Dalam Pilkades Gemulak tahun 2022, Lilik Latifah
berhasil memenangkan pemilihan melalui strategi marketing politik yang
terstruktur. Studi ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana marketing politik
yang diterapkan, baik oleh kandidat, tim sukses, maupun suami yang
mendukungnya, dapat berkontribusi terhadap kemenangan.
Penelitian ini menggunakan teori political marketing dari Niffenegger, yang
mencakup elemen produk politik (political product), promosi (promotion), harga
(price), dan tempat (place). Metode yang digunakan adalah metode campuran yang
mana melakukan kombinasi antara kualitatif dengan kuantitatif. pendekatan
kualitatif dilakukan dengan teknik wawancara mendalam, observasi, dan analisis
dokumen. Adapun data kuantitatif digunakan untuk memperoleh data hasil dari
kuesioner untuk membuktikan kevaliditasan data. Responden terdiri dari kandidat,
tim sukses, dan pemilih di Desa Gemulak yang memilih Lilik Latifah. Data yang
diperoleh dianalisis secara deskriptif-kritis untuk memahami bagaimana marketing
politik yang diterapkan berkontribusi terhadap keterpilihan Lilik Latifah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberhasilan Lilik Latifah dalam
Pilkades didukung oleh beberapa faktor. Dalam aspek produk politik, Lilik Latifah
memanfaatkan platform partai dengan menawarkan program sesuai kebutuhan
masyarakat, rekam jejak positif yang mencerminkan keterlibatan aktif di
masyarakat, serta karakter pribadi yang tidak membeda-bedakan warga. Suaminya
berperan dalam membangun citra positif dengan menonjolkan pengalaman
kepemimpinan sebelumnya, sementara tim sukses fokus membangun narasi kuat
dan mengelola reputasi kandidat. Dalam aspek promosi, Lilik Latifah menerapkan
strategi komunikasi langsung dengan masyarakat dan pendekatan push political
marketing melalui tokoh masyarakat, majelis taklim, dan organisasi kepemudaan.
Suaminya berperan sebagai juru bicara utama untuk meningkatkan elektabilitas,
sedangkan tim sukses bertanggung jawab dalam menyusun strategi komunikasi,
branding, dan pengelolaan opini publik. Pada aspek harga, terdapat harga
psikologis, di mana Lilik Latifah menciptakan kenyamanan dengan menyapa semua
warga tanpa membeda-bedakan saat kampanye. Harga ekonomi mencakup biaya
transportasi pemilih ke TPS dengan anggaran kampanye sekitar Rp. 700 juta dan
kompensasi Rp. 100.000 per orang. Citra nasional dibangun dengan menunjukkan
kapabilitasnya dalam menyelesaikan permasalahan masyarakat Gemulak. Dalam
aspek tempat, Lilik Latifah melakukan strategi blusukan dengan menggelar
pengajian, pertemuan rumah ke rumah, kunjungan ke kampung-kampung, serta
interaksi langsung di pasar. Suaminya memanfaatkan jaringan sosial dengan
perangkat desa dan tokoh masyarakat, sementara tim sukses memastikan kampanye
xi
mencakup semua lapisan warga, menggunakan media sosial, serta mengatur
pertemuan tatap muka untuk memperkuat kedekatan emosional dengan pemilih.
Berdasarkan temuan ini, penelitian merekomendasikan bahwa kandidat
dalam kontestasi politik lokal harus membangun branding politik yang kuat,
melibatkan jaringan sosial yang luas, dan memanfaatkan teknologi digital untuk
meningkatkan jangkauan kampanye. Pemerintah dan penyelenggara pemilu perlu
memperkuat regulasi terkait praktik politik uang agar pemilihan berjalan lebih
demokratis. Selain itu, masyarakat diharapkan dapat menjadi pemilih yang rasional
dengan mempertimbangkan program kerja dan kapasitas kandidat, bukan hanya
faktor ekonomi semata.
Keywords: Marketing Politik, Pilkades, Evektifitas Strategi Kampanye,
Konstruksi Citra Pemimpin Perempuan
22. Pemerintahan 2025