DETAIL DOCUMENT
Kiprah Perempuan di DPRD Kabupaten Sikka dari Tahun 2004-2024 dalam Terang Politik Iris Marion Young
Total View This Week0
Institusion
INSTITUT FILSAFAT DAN TEKNOLOGI KREATIF LEDALERO
Author
DARE, Helena De Faustin Astri
Subject
320 Ilmu politik (politik dan pemerintahan) 
Datestamp
2024-05-06 03:45:56 
Abstract :
Tujuan penulisan skripsi adalah sebagai berikut: pertama, menelisik fakta keterlibatan atau partisipasi kaum perempuan Sikka dalam kehidupan politik, terutama di DPRD II Sikka. Kedua, memperkenalkan dan memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai pengaruh budaya patriarkat terhadap kehidupan perempuan pada umumnya, terutama partisipasi mereka dalam dunia politik. Ketiga, dengan bertolak dari pemikiran filsuf feminis kontemporer, Iris Marion Young, tulisan ini juga mau mengelaborasi lima bentuk penindasan, yakni: eksploitasi, marginalisasi, ketidakberdayaan, dominasi budaya dan kekerasan. Keenam, menekankan pentingnya prinsip kesetaraan gender dan upaya serius untuk menghilangkan sikap diskriminatif terhadap kelompok minoritas, kaum perempuan demi mendorong kaum perempuan agar lebih terlibat aktif di dunia politik terutama di DPRD Kabupaten Sikka. Metode dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif atas data yang diperoleh lewat studi kepustakaan dan wawancara dengan tokoh-tokoh politik Kabupaten Sikka, tokoh adat, dan tokoh masyarakat. Objek dari penelitian adalah pengaruh budaya patriarkat terhadap kehidupan perempuan dan jumlah partisipasi perempuan di dunia politik khususnya di DPRD Kabupaten Sikka. Wujud penelitian adalah presentase jumlah keterlibatan perempuan di DPRD Kabupaten Sikka dari tahun 2004-2024 (empat periode) yang berkaitan dengan konsep diskriminasi politik Iris Marion Young. Konsep pemikiran Iris Marion Young digunakan sebagai model dalam membaca keterlibatan kaum perempuan di Sikka. Berdasarkan penelitian yang dibuat, ada beberapa temuan penting. Pertama, keterlibatan kaum perempuan Sikka dalam DPRD II meningkat dari periode ke periode yakni 5,58% pada periode 2014-2019 hingga 14,29% pada periode 2019- 2024, sekalipun belum signifikan dan kontribusi mereka entah terhadap politik secara umum atau pun terhadap konstituen mereka belum terlalu Nampak. Kedua, lemahnya keterlibatan kaum perempuan ditengarai disebabkan oleh budaya patriarkat yang masih kuat dipraktikkan masyarakat Sikka, di mana perempuan dianggap kelas dua dan peran-peran mereka masih dibatasi hanya dalam peran domestik. Ketiga, kaum perempuan Sikka juga mengalami penindasan sebagaimana yang disinyalir oleh Iris Marion Young, seperti: eksploitasi, marginalisasi, ketidakberdayaan, dominasi budaya dan kekerasan. Model-model penindasan seperti ini sudah lama dialami dan menempatkan kaum perempuan pada posisi tidak berdaya dan selanjutnya menghalangi mereka untuk terlibat secara penuh dalam kehidupan politik. Keempat, dalam terang pemikiran politik Iris Marion Young tentang diferensiasi politik, ditegaskan bahwa kebudayaan itu penting untuk dipelihara, dihidupkan dan dilestarikan, tetapi masyarakat juga harus kritis karena elemen-elemen tertentu dalam kebudayaan yang diskriminatif dan karena itu harus diatasi atau dihilangkan. Pandangan bahwa perempuan adalah kaum lemah dapat dilawan dengan suatu sikap kritis melalui pengetahuan tentang dampak diskriminasi terhadap kehidupan perempuan dan makna nilai kebudayaan yang sesungguhnya. 
Institution Info

INSTITUT FILSAFAT DAN TEKNOLOGI KREATIF LEDALERO