Institusion
INSTITUT FILSAFAT DAN TEKNOLOGI KREATIF LEDALERO
Author
YANSEN, Heribertus Beato
Subject
205 Etika keagamaan, etika agama
Datestamp
2024-05-08 02:02:06
Abstract :
Tujuan utama dari studi ini adalah menggali realitas hubungan Islam dan
Katolik di Kecamatan Reok Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara
Timur dalam terang dokumen Federation of Asian Bishops´ Conferences (FABC)
dan Relevansinya Bagi Dialog Agama-Agama di Indonesia. Tujuan utama
tersebut dicapai melalui beberapa tahapan atau langkah kerja; pertama, menggali
realitas hubungan Islam Katolik di Kecamatan Reok; kedua, secara khusus
mengemukakan konsep-konsep tentang dialog antaragama menurut dokumen
FABC; ketiga, membaca realitas dialog Islam dan Katolik di Reo dalam terang
dokumen FABC. Dokumen FABC akan dijadikan pijakan teoretis dan bingkai
analisis. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan dan
kepustakaan. Pada penelitian lapangan, riset ini menggunakan metode Focused
Group Discussion (FGD), observasi partisipatoris, wawancara, dan kuesioner.
Sedangkan penelitian kepustakaan dilakukan dengan mendalami berbagai literatur
yang berkaitan dengan dokumen FABC tentang dialog antaragama.
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis berdasarkan dokumen FABC
tentang dialog antaragama ini, ditemukan bahwa dialog Islam dan Katolik di
Kecamatan Reok sudah berjalan dengan baik karena ditopang oleh faktor-faktor
berikut yaitu: kearifan dan tradisi lokal budaya Manggarai yang mengikat relasi
kedua agama ini, hubungan kekerabatan, keteladanan para tokoh, ajaran agama
yang inklusif, peran pendidikan di dalam keluarga dan di sekolah, dan keyakinan
masyarakat sendiri pada dialog sebagai basis toleransi. Sedangkan faktor-faktor
penghambat dialog Islam dan Katolik di Kecamatan Reok adalah isu SARA yang
membuat masyarakat terpolarisasi dan terfragmentasi dan kurangnya pemahaman
akan agama-agama lain. Analisis dan dialog antara pengalaman konkret hidup
beragama di Kecamatan Reok dan visi dan praksis dialog agama dalam dokumen-dokumen
FABC melahirkan konsep dan metode dialog baru bagi agama-agama
dewasa ini yaitu dialog simbolik. Dialog simbolik inilah yang kemudian menjadi
tawaran dari karya ini bagi pengembangan dialog agama-agama dewasa ini.
Dalam konteks keindonesiaan, supaya bisa hidup berdampingan satu sama lain,
agama-agama di Indonesia perlu memajukan etos perjumpaan, etos compassio,
etos persaudaraan, dan mengubah paradigma teologi menuju teologi publik
nusantara. Keempat poin relevansi ini kiranya dapat membangun wajah agama-agama
Indonesia yang ramah terhadap pluralitas agama dan budaya.