DETAIL DOCUMENT
Martabat Perempuan Dalam Terang Teologi Tubuh Yohanes Paulus II Dan Relevansinya Bagi Pengembangan Kesetaraan Gender
Total View This Week0
Institusion
INSTITUT FILSAFAT DAN TEKNOLOGI KREATIF LEDALERO
Author
BHISA, Marselinus Pedha
Subject
230 Agama Kristen, Teologi Kristen 
Datestamp
2023-07-06 23:28:43 
Abstract :
Penelitian ini bertujuan untuk memahami martabat perempuan dalam terang teologi tubuh Yohanes Paulus II dan relevansinya bagi pengembangan kesetaraan gender. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode penelitian kepustakaan. Sejumlah karya ilmiah yang berbicara mengenai teologi tubuh dan buku Yohanes Paulus II tentang teologi tubuh akan dijadikan sebagai sumber utama. Selain itu sumber-sumber kepustakaan lain seperti majalah yang berisikan informasi seputar tubuh dan kesetaraan gender akan dijadikan sebagai sumber pendukung dalam menyelesaikan tulisan ini. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa (1) Situasi ketidakadilan atau ketidaksetaraan sering dialami kaum perempuan. Oleh karena itu, Yohanes Paulus II dalam teologi tubuhnya memperlihatkan kembali kisah penciptaan manusia pertama sebagai suatu argumen dasar untuk dapat melawan situasi ketidakadilan dan situasi objektif yang merugikan kaum perempuan. Ketidakadilan yang dialami kaum perempuan mengindikasikan bahwa antara laki-laki dan perempuan terjalin relasi yang tidak harmonis dalam arti bahwa relasi yang diterapkan ialah relasi diskriminatif atau relasi subjek-objek. (2) Di sini juga Yohanes Paulus II menekankan hakikat dari pribadi manusia di mana segala kemajuan yang ada di dunia ini dapat terlaksana dengan baik jika didasarkan pada pemahaman yang benar akan pribadi manusia. Oleh karena itu pemahaman yang salah akan pribadi manusia sering kali menimbulkan permasalahan yang terjadi di antara manusia sendiri di mana manusia yang lain yang sama-sama memiliki pribadi sering dijadikan sebagai objek oleh sesamanya yang lain. (3) Yohanes Paulus II dalam ajaran teologi tubuhnya juga memandang ketidakadilan yang dialami oleh kaum perempuan, baik tindakan kekerasan maupun tindakan diskriminatif lainnya sangat bertentangan dengan ajaran teologi tubuh yang memandang manusia sebagai persona yang memiliki harkat dan martabat sebagai citra Allah. Tubuh yang diciptakan Allah pada awal mula adalah tubuh laki-laki dan perempuan yang mulia dan luhur yang terarah kepada sebuah pemberian diri. Atas dasar itu, berkaitan dengan kesetaraan gender, Yohanes Paulus II dalam teologi tubuhnya sekali lagi menekankan, sejak awal mula laki-laki dan perempuan merupakan ciptaan yang setara sebagai pribadi yang secitra dan segambar dengan Allah. Kesetaraan gender perlu dibangun dengan kacamata teologi tubuh agar masyarakat dapat memahami bahwa laki-laki dan perempuan walaupun diciptakan Allah berbeda secara biologis, namun keduanya sama-sama sederajat sebagai citra Allah, maka laki-laki dan perempuan harus saling menghormati dan bukan saling menindas. Teologi tubuh Yohanes Paulus II merupakan sebuah ajaran untuk kembali ke awal mula yang mau memperlihatkan kepada kaum perempuan bahwa dirinya adalah ciptaan Allah yang setara dengan laki-laki. 
Institution Info

INSTITUT FILSAFAT DAN TEKNOLOGI KREATIF LEDALERO