Abstract :
Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan dan menjelaskan gagasan teologi pembebasan Gustavo Gutierrez, (2) mendeskripsikan dan menjelaskan tentang gender dan budaya patriarki, (3) memaparkan dan menjelaskan tentang bagaimana teologi pembebasan dan relevansinya bagi persoalan gender dalam masyarakat Belogili. Metode yang dipakai penulis adalah kajian kepustakaan dan penelitian lapangan dengan pendekatan wawancara. Penulis membaca buku sumber yang berkaitan dengan teologi pembebasan Gustavo Gutierrez, gender, budaya patriarki dan melakukan penelitian dengan pendekatan wawancara mengenai persoalan gender dalam masyarakat Belogili dan kemudian menganalisisnya.
Fenomena penindasan dan ketidakadilan sesungguhnya terjadi di mana-mana dengan berbagai variasi dan bentuk. Ketidakadilan terjadi karena adanya kebijakan dan otoritas penguasa yang lebih mementingkan kepentingan pribadi daripada kepentingan publik. Penindasan ini dapat melahirkan adanya kemiskinan dan ketidakadilan terhadap masyarakat kecil seperti halnya terjadi di Amerika Latin khususnya di Lima, ibu kota Peru. Di Lima, ibu kota Peru, Gustavo Gutierrez adalah salah seorang tokoh penting yang menggagas teologi pembebasan sebagai bentuk perlawanan terhadap kebijakan dari para penguasa yang mendiskreditkan orang kecil. Teologi pembebasan yang digagas Gutierrez merupakan sebuah refleksi kritis atas praksis hidup orang beriman untuk suatu pembebasan, terutama pembebasan dari kemiskinan, dari ketidakadilan dan penindasan.
Fokus perjuangan Gustavo Gutierrez dalam menawarkan teologi pembebasan dengan tujuan untuk menciptakan kemerdekaan bagi masyarakat Lima, di ibu kota Peru dari ketidakadilan dan penindasan, sesungguhnya membantu kita dalam menganalisis persoalan gender yang menciptakan adanya ketidakadilan terhadap perempuan masyarakat Belogili yang disebabkan oleh budaya patriarki. Persoalan gender semacam ini sesungguhnya menuntut adanya pembebasan seperti yang ditawarkan oleh Gustavo Gutierrez sehingga tercipta adanya kesetaraan dan kemerdekaan terhadap perempuan dalam hidup bersama khususnya dalam pengambilan peran dan tanggung jawab dalam masyarakat Belogili.