DETAIL DOCUMENT
Telaah Teologi Ketabahan (Hupomone) Yohanes dalam Kitab Wahyu 1:9-20 sebagai Upaya Mengatasi Penderitaan Umat Kristen Dewasa Ini
Total View This Week0
Institusion
INSTITUT FILSAFAT DAN TEKNOLOGI KREATIF LEDALERO
Author
PUKA, Nikolaus Suban
Subject
225 Perjanjian Baru 
Datestamp
2023-07-24 00:41:40 
Abstract :
Penelitian ini bertujuan untuk menelaah dan mendeskripsikan teologi ketabahan (hupomone) Yohanes dalam salah satu perikop kitab Wahyu, yakni Wahyu 1:9-20 dalam konteks penderitaan umat Kristen dewasa ini. Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode kualitatif yang dilakukan melalui studi kepustakaan. Melalui metode yang digunakan ini, penulis mencari, mempelajari, dan menganalisis data-data tekstual sebagai acuan sesuai dengan tema tulisan. Sumber data utama dalam tulisan ini ialah Kitab Suci dan sumber data sekunder tulisan ini ialah buku-buku, kamus, dokumen gereja, jurnal, dan literatur-literatur online. Data-data tersebut kemudian dianalisis menggunakan metode analisis deskriptif. Berdasarkan penelitian yang dibuat, ditemukan hasil bahwa teologi ketabahan yang dihadirkan Yohanes sangat berpengaruh bagi kehidupan umat Kristen dewasa ini dalam menghadapi penderitaan. Meskipun demikian, masih banyak orang yang belum menyadari bahwa sikap tabah dan sabar yang dihadirkan Yohanes sangat membantu dalam mengatasi penderitaan. Akibatnya, orang-orang akan lari dari penderitaan yang masuk dalam kehidupan dan mengakibatkan stres, depresi, hingga aksi bunuh diri. Melihat situasi ini, penulis berupaya untuk mempertegas sekaligus memperjelas makna dari ketabahan Yohanes dan penderitaan yang dialami umat Kristen dewasa ini. Umumnya, penderitaan selalu dilihat sebagai beban dari pengalaman pahit yang dialami. Atas dasar ini, manusia selalu menghindar dan mencari tempat aman untuk berlindung. Akan tetapi, patut disadari bahwa penderitaan sudah menjadi bagian dalam setiap proses kehidupan manusia. Penderitaan sudah ada sejak manusia pertama jatuh ke dalam dosa. Teologi ketabahan (hupomone) dalam perspektif Yohanes mengajak semua umat beriman dan yang percaya kepada Yesus untuk selalu menghidupi sikap tabah dan sabar dalam hidup sehari-hari. Penghayatan sikap tersebut menghantar orang pada konsep bahwa penderitaan bukan lagi dilihat sebagai beban hidup akan pengalaman pahit yang dialami, melainkan sebagai bagian dari rencana keselamatan Allah. Untuk itu, sikap yang harus ditunjukkan ialah ketabahan dan kesabaran dalam menghadapi setiap penderitaan yang dialami, senantiasa mengandalkan Allah, serta selalu bersyukur atas segala pengalaman hidup, baik pengalaman manis maupun pengalaman pahit yang dialami. 
Institution Info

INSTITUT FILSAFAT DAN TEKNOLOGI KREATIF LEDALERO