Abstract :
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk, (1) mengedukasi para pembaca, lebih khusus
homo digitalis, tentang dampak-dampak buruk yang muncul bersamaan dengan
mewabahnya produk-produk teknologi digital (2) menguraikan bentuk-bentuk
persoalan etis di kalangan homo digitalis pasca melejitnya dominasi teknologi digital
dalam aktivitas sehari-hari (3) menjelaskan etika kebahagiaan Aristoteles (4)
menawarkan etika kebahagiaan yang diproposalkan Aristoteles dalam upaya mencegah
fenomena menghilangnya standar-standar nilai etis di kalangan homo digitalis (5)
menjelaskan relevansi pemikiran etika kebahagiaan Aristoteles dengan
kecenderungan-kecenderungan buruk yang kerap dipertontonkan homo digitalis.
Metode yang dipakai penulis dalam penulisan skripsi ini adalah metode kepustakaan.
Dari hasil analisis penulis, disimpulkan bahwa akar dari persoalan etis dalam diri homo
digitalis adalah adanya kesalahan homo digitalis dalam mengartikan sekaligus
memperjuangkan kebahagiaan. Penulis berasumsi, bahwa homo digitalis terlampau
menempatkan kebahagiaan yang adalah tujuan, dalam setiap aktivitasnya di ruang
digital. Kesalahan penempatan ini pada akhirnya membidani sejumlah persoalan etis.
Berangkat dari kesalahan ini, maka penulis menawarkan pemikiran Aristoteles tentang
etika kebahagiaan sebagai sebuah langkah filosofis untuk memerangi kecenderungan
ini. Etika kebahagiaan Aristoteles bersumber pada aktivitas rasio manusia sebagai
sarana mencapai kebahagiaan.
Persoalan etika adalah salah satu masalah krusial yang muncul akibat mewabahnya
produk-produk teknologi digital yang tidak diakrabi dengan bijak. Persoalan ini
serentak menuntut upaya-upaya berkelanjutan dan konsekuen dari dalam diri homo
digitalis, lebih-lebih untuk menghindarkannya dari ragam kesesatan etis. Berangkat
dari pemikiran Aristoteles, maka bentuk-bentuk opsi solutif itu pertama-tama
dilakukan dalam kegiatan berfilsafat yang menekankan aktivitas rasio.