Abstract :
Masifnya tindakan-tindakan amoral yang terjadi di dunia pendidikan menyisakan
sebuah pertanyaan, apakah pendidikan masih menjadi basis pembentukan karakter peserta
didik? Diskusi ini menjadi topik yang relevan di setiap zaman. Pada hakikatnya, pembentukan
karakter merupakan tujuan dari pendidikan. Orientasi pendidikan tidak hanya menstimulus
pengetahuan, tetapi membuat pengetahuan tersebut dapat berbuah di dalam kehidupan konkret.
Pemahaman terhadap pengetahuan harus mengarahkan seseorang untuk bertindak dengan
tepat, bijak, terukur, dan membawa dampak positif bagi dirinya dan orang lain. Pendidikan
karakter menjadi jalan yang memetahkan aktualisasi nilai dari pendidikan. Ki Hajar Dewantara
menekankan pendidikan karakter agar anak dapat bertumbuh dengan baik dan berdayaguna
bagi kehidupan bersama.
Dalam kehidupan modern, persoalan pelik yang menggelisahkan masa depan generasi
muda ialah melemahnya karakter. Hemat penulis, lemahnya karakter yang melanda kehidupan
peserta didik meliputi, kebohongan, pelecehan seksual, pembangkangan terhadap guru, bolos
di saat jam pelajaran, mengonsumsi narkoba, tawuran, menindas kaum minoritas, dan lain-lain.
Rendahnya pendidikan karakter memperkuat mentalitas instan dalam diri peserta didik.
Perkembangan teknologi dan informasi yang tidak dimanfaatkan dengan baik turut menjadi
sisi kelam bagi peserta didik. Melemahnya nilai-nilai moral menjadi titik pemicu bagi penulis
untuk mengkaji pendidikan karakter Ki Hajar Dewantara dan relevansinya bagi peserta didik
di SMASK Alvarez Paga. Tulisan ini akan membahas tentang pendidikan karakter Ki Hajar
Dewantara dan pelaksanaan pendidikan karakter di SMASK Alvarez Paga yakni; Pertama, Ki
Hajar Dewantara yang lebih menekankan pendidikan yang merdeka, baik secara batiniah
maupun lahiriah dengan cara tidak memaksa peserta didik. Kedua, tiga rana pendidikan yakni,
pendidikan dalam keluarga, pendidikan di sekolah dan pendidikan di masyarakat. Ketiga,
semboyan yakni, ing ngarso sung tulodo yang berarti di depan memberikan teladan. Ing
madyo mangun karsa, yang berarti berada di tengah untuk memberikan semangat dan motivasi,
dan tut wuri handayani yang berarti berada di belakang untuk memberikan dorongan moral
dan memberikan semangat.
Melalui pendidikan karakter yang intensif, SMASK Alvarez Paga dapat menghasilkan
output yang berkualitas dan dapat menghadapi tantangan zaman. Pendidikan karakter
merupakan langkah progresif untuk menyiapkan peserta didik menyambut masa depan yang
penuh tantangan. Pengetahuan akademik harus tampak secara pragmatis, yaitu mewujud dalam
buah-buah kebenaran, baik dalam pikiran, perkataan, maupun perbuatan.