Abstract :
KEBERADAAN KESENIAN SHALAWATAN DI DESA TIRO SARI
KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI oleh Sri Widyarsih, 2016,
halaman 107, i-xiii, Skripsi S-1, Program Studi Seni Karawitan, Jurusan Karawita,
Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia Surakarta.
Skripsi ini pada dasarnya bertujuan untuk mendeskripsikan dan
menjelaskan kehidupan kesenian shalawatan di Desa Tirto Sari. Permasalahan
yang ingin disampaikan dalam Skripsi ini adalah (1) Mengapa kesenian
Shalawatan di Desa Tirto Sari masih bertahan hidup? (2) Bagaimana kehidupan
kesenian shalawatan di Desa Tirto Sari? dan (3) Bagaimana sajian kesenian
shalawatan Di Desa Tirto Sari?
Dalam mengungkap berbagai permasalahan tersebut digunakan kensep
pelestarian budaya yang dikemukakan oleh William. A.N. yang pada intinya
bahwa kebudayaan tidak mungkin lestari kalau tidak memenuhi kebutuhankebutuhan
tertentu para anggautanya. Selain itu kebudayaan harus memberi
motivasi kepada anggutanya untuk bertahan hidup dan mengadakan kegiatankegiatan
yang perlu untuk kelangsungan hidup. Kesenian shalawatan di Desa
Tirtosari masih bertahan hidup hingga sekarang disebabkan oleh motivasi yang
sangat kuat dari para pendukungnya. Berbagai motivasi tersebut diantaranya
adalah bertujuan untuk pelestarian kesenian, ibadah, dan dakwah.
Hasil analisis yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa keberadaan
kesenian shalawatan di Desa Tirto Sari bisa bertahan hingga sekarang juga
didukung oleh masyarakat yang mengganggab bahwa kesenian shalawatan
merupakan bagian dari kehidupan mereka. Kesenian shalawatan banyak
digunakan untuk berbagai keperluan seperti: tingkeban, sepasaran bayi, khitanan,
upacara pernikahan dan lain sebagainya. Kebertahanan kesenian shalawatan di
Desa Tirto Sari juga didukung oleh manajemen kepemimpinan yang baik. Selain
mengadakan perencaanaan yang baik, pimpinan selalu mendorong agar
anggautanya selalu menjaga kelestarian kesenian tersebut dengan cara
mengadakan regenerasi.