Abstract :
Joko Suyanto
, 2013, skripsi ?
Dakwah-Musik Rebana Walisongo Sragen
? iii-255
hlm.
Penelitian ini muncul karena dualisme sudut pandang, dakwah dan musik.
Khususnya, dualisme pandangan yang terjadi di lingkungan pondok pesantren di
wilayah Sragen. Pada satu sisi, terdapat pondok pesantren yang membatasi musik
untuk kegiatan keagamaan. Namun sebaliknya di sisi lain, terdapat pondok pesantren
yang justru menjadikan musik sebagai ?garda depan? dalam mensyiarkan ajaran
Agama Islam. Paham kedua ini, dianut oleh Pondok Pesantren Walisongo Sragen
bersama kelompok Rebana Walisongo-nya. Singkatnya, di Ponpes Walisongo musik
dijadikan sebagai strategi dakwah untuk menarik dan mengembangkan ideologi
ajaran Islam kepada masyarakat.
Persoalan yang ingin dijelaskan dalam teks ini adalah, (1) Mengapa Pondok
Pesantren Walisongo memilih dakwah-musik sebagai strategi dakwah. (2)
Bagaimanakah musik Rebana Walisongo dijadikan sebagai dakwah oleh Pondok
Pesantren Walisongo. (3) Bagaimana implikasi dari dakwah melalui media musik
terhadap pendengar Rebana Walisongo dan Pondok Pesantren Walisongo. Untuk
menjawab persoalan tersebut penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan dengan
mengadopsi konsep dakwah Islam serta konsep musik yang kemudian digabungkan
menjadi konsep baru yaitu dakwah-musik.
Hasil analisis ditemukan bahwa strategi dakwah memalui musik oleh
kelompok Rebana Walisongo adanya faktor ?
human
?. yakni pendekatan lewat musik
dilakukan karena dengan pertimbangan, musik dapat berpengaruh pada jiwa
seseorang. Ketertarikan seseorang terhadap musik lantas dimanfaatkan sebagai
stimulan untuk menghantarkan ayat-ayat Al-Qur?an. Temuan selanjutnya adalah,
musik rebana dijadikan ?kurir? ayat dengan bentuk kegiatan yaitu pentas atau
pertunjukan musik, serta menyebarkan kaset rekaman Rebana Walisongo kepada
masyarakat. Selanjutnya implikasi dari dakwah yang memanfaatkan musik. dari
dakwah-musik tersebut telah mengakibatkan dua dampak yaitu dampak internal dan
dampak eksternal. Dampak internal ditandai dengan berkembangnya pembangunan
dan fasilitas sarana pendidikan di Ponpes Walisongo, nama Ponpes Walisongo
semakin dikenal masyarakat. Kemudian dampak eksternal yaitu, (1) memicu
bertambahnya metode dakwah serupa yang dikembangkan oleh rebana lain di
wilayah Sragen, (2) menjadi alternatif hiburan yang mendidik masyarakat di wilayah
Sragen dan sekitarnya. (3) Memberi pemaknaan positif terhadap musik oleh
masyarakat. (4) Masyarakat menerima dengan baik dakwah yang disampaikan oleh
Rebana Walisongo. (6) masyarakat mampu merubah paradigma negatif menjadi
positif, terhadap musik yang berkembang di pondok pesantren dewasa ini.
Kata kunci
:
dakwah, musik