Abstract :
Skripsi yang berjudul ?Garap Karawitan Pakeliran Ki Kesdik Kesdho
Lamono (Study Kasus Pertunjukan Wayang Kulit Cerita Pandu Suwargo)? ini
pada dasarnya bertujuan untuk mendiskripsikan dan menjelaskan tentang
pengaplikasian garap topengan ke dalam karawitan pakeliran yang dilakukan oleh
Ki Kesdik Kesdho Lamono. Topengan adalah merupakan sebuah istilah untuk
mennyebut kesenian Topeng Dalang di Klaten, yaitu sebuah drama tari yang
seluruh pemainnya menggunakan topeng dengan membawakan cerita Panji.
Ki Kesdik Kesdho Lamono oleh masyarakat luas dikenal sebagai seorang
dalang wayang kulit sekaligus juga penari kesenian Topeng Dalang Gaya Klaten.
Pengalaman berkesenian sebagai penari Topeng Dalang dari para trah topeng di
Klaten kemudian mempengaruhi garap pertunjukan pakelirannya. Garap-garap
gending yang digunakan dalam kesenian Topeng Dalang sering diaplikasikan ke
dalam pertunjukkan wayang kulit, terutama pola-pola kendhangannya. Pola-pola
sekaran kendhangan ciblon topengan diterapkan pada jejer pertama, yaitu bagian
Ladrang Sekar Lesah pada saat janturan sudah selesai. Pada bagian ini karawitan
digarap topengan seolah-olah penggambaran beksan Emban dan Ratu. Sementara
pola-pola kendhangan untuk iringan Gunungsari dan atau Regol diaplikasikan
pada gerak-gerak Petruk dalam adegan Pertapan, sedangkan pola-pola
kendhangan yang digunakan untuk kiprah Klono diaplikasikan pada garak-gerak
kiprah Dursasana dan atau Pragota.
Aplikasi garap gending Topeng Dalang ke dalam garap gending pakeliran
yang dilakukan Ki Kesdik Kesdho Lamono adalah sebagai bentuk kreativitas dari
seorang seniman. Selain itu juga sebagai bentuk menjaga tradisi garap leluhur,
mempertegas identitas (jati diri) trah topeng, serta melakukan tindakan kreatif
dengan mencari alternatif garap pakeliran. Alasan-alasan tersebut yang memberi
spirit kepada Ki Kesdik Kesdho Lamono untuk melakukan aplikasi garap
karawitan Topeng Dalang ke dalam sajian karawitan pakelirannya.