Abstract :
Komunitas Tugitu Unite merupakan komunitas mahasiswa yang aktif
berkegiatan kesenian sekaligus menjadi ruang alternatif dengan harga yang
realatif murah. Keberanian dan semangat berkarya yang tinggi banyak memotivasi
masyarakat utamanya para generasi muda hingga menimbulkan dampak bagi
iklim seni rupa kota Surakarta. Skripsi ini membahas tentang kiprah komunitas
Tugitu Unite di Surakarta mengenai keberadaan, akivitas berkesenian, posisi, serta
dampaknya. Metode penelitian yang digunakan adalah etnografi dengan analisis
yang bersifat deskriptif. Teori Howard S. Becker dalam medan seni rupa
digunakan untuk membedah rumusan masalah kedua tentang produksi, distribusi,
dan konsumsi. Tugitu Unite dalam aktivitas utamanya adalah membuat karya
kompilasi dalam media buku dengan harga yang relatif murah. Proses
distribusinya dilakukan launching setiap dua sampai tiga bulan sekali melalui
acara pameran, diskusi, workshop, mural bersama, serta silaturahmi antar
komunitas. Konsumsi (persepsi) masyarakat terdapat respon baik dari berbagai
kalangan, utamanya generasi muda. Medan seni rupa ini kemudian merujuk pada
habitus atau kebiasaan dalam teori Bourdieu digunakan untuk mengetahui
bagaimana posisi Tugitu Unite di masyarakat Surakarta yang berdampak cukup
memunculkan atmosfer yang kompetitif dalam menciptakan kesenian yang baru,
semakin banyak berjejaring, serta adanya ruang-ruang alternatif baru.
Kata kunci: Aktivitas, Etnografi, Habitus, Komunitas, Medan Seni Rupa