Abstract :
iv
AKULTURASI BUDAYA CHINA JAWA DALAM KESENIAN WAYANG
POTEHI MELALUI FOTOGRAFI FEATURE
Oleh: Handrian Nugraha
Abstrak
Pementasan Wayang Potehi pada awalnya menggunakan bahasa Hokkien
dan dipentaskan oleh orang-orang etnis Tionghoa, namun pada tahun 1967 sesuai
dengan INPRES nomor 14 menyatakan pelarangan terhadap seluruh kegiatan yang
berhubungan dengan China karena persepsi Presiden Soeharto terhadap negara
China yang dianggap sebagai ancaman dengan paham komunismenya. Berdasarkan
pada keputusan tersebut, Wayang Potehi yang dahulunya menggunakan bahasa
Hokkien akhirnya bersiasat untuk membaur dengan lingkungan sekitar yaitu
melibatkan masyarakat keturunan Jawa untuk berkontribusi pada Wayang Potehi
dan menggunakan bahasa campuran Indonesia, Jawa, serta selingan bahasa Hokkien
di dalam pementasan sehingga terciptanya akulturasi budaya.
Penggunaan fotografi feature pada Tugas Akhir karya ini dilakukan dengan
tahap pra produksi, produksi, dan pasca produksi dengan penulisan secara deskriptif
sehingga menghasilkan sajian karya visual yang bercerita dan menjadikan sebuah
informasi yang tak lekang oleh waktu. Pada tahap pra produksi dilakukan dengan
observasi dan wawancara kepada Toni Harsono selaku pelestari Wayang Potehi
yang berlokasi di Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Kemudian
dilanjutkan pada tahap produksi yang pembuatannya dilakukan di enam tempat
bertujuan untuk menunjukkan akulturasi pada Wayang Potehi dari dalang, pemain
musik, dan pengrajin Wayang Potehi yang ber-etnis Jawa serta dilanjutkan pasca
produksi dengan hasil terpilih berjumlah 18 karya