Abstract :
Meningkatnya pertukaran air ballast akan berdampak serius bagi ekosistem lautan. Ini di karenakan banyaknya organisme asing yang terbawa dan berpindah tempat bersama dengan air ballast yang di pindahkan. IMO telah mengatur pengelolaan air ballast, dan salah satu metode pertukaran air ballast yang di akui adalah metode Flow-through. Secara umum metode ini melakukan pertukaran air ballast dengan memompam paksa air ballast pengganti sekitar tiga kali dari kapasitas tangki dan akan keluar melalui luapan. Tugas akhir ini akan menguraikan tahapan-tahapan yang harus di lakukan oleh seorang ship enginer dalam merancang suatu sistem pipa pertukaran air ballast metode Flow-through. Tahapan yang perlu dilakukan dalam perancangan ini yaitu pengumpulan data yang dibutuhkan untuk perancangan sistem ballast. Kemudian menentukan ukuran pipa dan mendesain layout jalur perpipaan. Kemudian dari layout tersebut akan dihitung head pompa dan menentukan daya pompa. Setelah itu dilakukan desain 3 dimensi untuk menganalisa tegangan yang terjadi pada jalur pipa menggunakan software autopipe. Tahap akhir dari penelitian ini yaitu menghitung jumlah material yang dibutuhkan. Setelah dilakukan proses perhitungan dan analisa pada penelitian ini maka didapatkan desain layout pipa dengan NPS 125mm, Inner Diameter 122.55 mm, Outer Diameter 141.3 mm, Thickness 9.525 mm. Selanjutnya diperoleh head pompa senilai 58 meter dengan kapasitas pompa senilai 103.7 m3/jam, dan pompa yang digunakan dengan merk SHINKO type : RVP 130S, dengan daya 30 kw. Pada tahap analisa tegangan diperoleh tegangan paling tinggi berada pada node 59 30432.04 N/?mm?^2, dan setelah dilakukan peletakan pipe support nilai tegangan pada node 59 menjadi 6.05 N/?mm?^2. Untuk jumlah material yang dibutuhkan sebanyak 80 pcs untuk pipa dengan panjang 6 meter, v-stop pipe support (Shoe) sebanyak 127 pcs, (rod hanger) sebanyak 36 pcs, gate valve sebanyak 42 pcs, Slip-on flange sebanyak 84 pcs, Strainer sebanyak 2 pcs, dan Bellmouth sebanyak 12 pcs.