Abstract :
Longsor salah satu bentuk gerakan massa di sepanjang bidangnya. Gerakan massa
adalah perpindahan massa batuan dan tanah dari tempat yang tinggi ke rendah
karena pengaruh gaya gravitasi. Kejadian longsor sering terjadi di daerah-daerah
dengan tingkat curah hujan yang tinggi dan lereng yang curam seperti di Jawa
Tengah. Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu daerah dengan kejadian
bencana longsor tertinggi di Indonesia dengan tren kejadiannya yang terus
meningkat setiap tahunnya. Jumlah kejadian longsor di Provinsi Jawa Tengah tidak
menentu setiap tahunnya, seperti pada tahun 2016 terjadi 250 kejadian, 493
kejadian pada tahun 2017, dan 161 kejadian pada tahun 2018 yang menyebabkan
kerugian material hingga korban jiwa yang tidak sedikit. Jika jumlah kejadian
longsor tersebut menimbulkan berbagai permasalahan baik saat dan pasca kejadian
longsor, maka perlu sistem untuk prediksi jumlah kejadian longsor di Provinsi Jawa
Tengah untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana longsor. Salah satu
metode yang dapat digunakan untuk melakukan prediksi salah satunya adalah
logika Fuzzy Tsukamoto, tetapi perlu diteliti bagaimana keakuratannya dalam
memprediksi jumlah kejadian longsor. Oleh karena itu, dalam penelitian diteliti
bagaimana hasil prediksi jumlah kejadian longsor di Provinsi Jawa Tengah
menggunakan metode Fuzzy Tsukamoto. Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data kemiringan lereng dan curah hujan di Jawa Tengah dari tahun 2009
sampai dengan 2018. Prediksi jumlah kejadian Longsor di Jawa Tengah dapat
dimodelkan menggunakan Fuzzy Tsukamoto. Tetapi, dengan hanya melibatkan
pengaruh variabel curah hujan tahunan dan kemiringan lereng, ternyata penelitian
ini menunjukkan bahwa model tersebut kurang cocok digunakan untuk
memperkirakan jumlah kejadian longsor di Jawa Tengah dan metode yang
digunakan menghasilkan nilai error (RMSE) sebesar 13 dan dioptimasi
menggunakan Algoritma Genetika memberikan nilai error (RMSE) lebih kecil
dibandingkan sebelum dilakukan pengoptimasian dengan nilai error sebesar 8.