Abstract :
Bahasa Sasak adalah bahasa yang digunakan dipulau Lombok oleh sekitar 2,7 juta
penduduk. Bahasa Sasak memiliki berbagai variasi baik dalam hal Ponologi, morposintax dan
morpologi verbal. Penelitian ini membahas tentang pembenukan kata kerja melalui proses infleksi
dan derivasi karena banyak dari penutur asli dari bahasa Sasak itu sendiri tidak menyadari proses
bagaimana kata kerja itu terbentuk.
Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) untuk mengidentifikasi imbuhan – imbuhan yang
melibatkan Proses Infleksi dan Proses Derivasi dalam bahasa Sasak dialek Ngeno – Ngene, 2)
untuk mengidntifikasi setiap kata yang tebentuk melalu Derivasi Zero. Penelitian ini merujuk pada
penelitian kualitatif. Tehnik – tehnik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah observasi
dan interview. Data yang sudah dikumpulkan yaitu data yang berasal dari penutur asli dari dialek
Ngeno – Ngene di desa Apitaik. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, banyak dari penutur
asli dialek Ngeno – Ngene yang tidak menyadari bagaimana kata kerja itu terbentuk melalui proses
afixasi pada bahasa mereka sendiri. Data yang sudah terkumpul kemulian dianalisis melalui
Metode Distribusi dan Metode Padana. Kedua metode ini sangat membantu peneliti dalam
menganalisa proses morpologi suatu bahasa.
Data analisis menunjukkan terdapat delapan belas imbuhan dalam bahasa Sasak dialek
Ngeno – Ngene sebagai berikut : 1. Terdapat sebelas imbuhan yang berkontribusi sebagai imbuhan
infleksi. Antara lain : Awalan {N-, be-, ta-}, Ahiran { -an, -in}, dan Awalan Ahiran { N-aŋ, N-in,
ta-aŋ, ta-in, be-an, dan ke-an}. 2. Terdapat tujuh macam imbuhan yang berkontribusi sebagai
imbuhan derivasi. Antara lain: Awalan{ N-, ba-}, Ahiran { -aŋ, -in}, dan Awalan Ahiran { ta-aŋ,
ta-in, N-aŋ}. 3. Derivasi Zero digunakan dalam bentuk kalimat imperatif dalam bahasa Sasak
dialek Ngeno – Ngene karena kata dasar itu sendiri tidak membtuhkan imbuhan apapun dalam
peruses perubahan kelas kata.