Institusion
Universitas Sriwijaya
Author
AULIA M., REVI
Astira, Imron Fikri
Subject
TP785-869 Clay industries. Ceramics. Glass
Datestamp
2023-04-17 02:21:46
Abstract :
Tanah lempung dikenal sebagai bahan utama pada pembuatan batu bata. Proses
pembuatan yang dilakukan selama ini mengandalkan pada pembakaran untuk
menghasilkan bata yang kuat dan dapat digunakan untuk keperluan bangunan secara
umum. Melalui pembakaran maka ikatan antar partikel lempung menjadi lebih rapat
karena hilangnya kandungan air. Namun pembakaran menghasilkan nilai efisiensi
yang kurang baik. Penelitian untuk menentukan alternatif pengganti fungsi
pembakaran dilakukan dengan mencampurkan semen dan abu terbang ke dalam
bahan lempung dengan beberapa variasi komposisi.
Sifat semen pada reaksi pengikatan dengan campuran air dimanfaatkan untuk
menghasilkan kekuatan bata. Campuran semen dan tanah dikenal sebagai soil cement
selama ini digunakan pada subgrade jalan raya. Penggunaan abu terbang sebagai
bahan tambahan antara lain karena kandungan senyawa Si02 yang cukup tinggi.
Senyawa SiO 2 merupakan senyawa yang berperan penting pada reaksi kimia antara
tanah dan abu terbang. Sedangkan perbandingan 10% abu terbang sebagai pengganti
semen diambil dari penelitian terdahulu yang menunjukkan peningkatan kekuatan
beton paling tinggi pada persentase tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada penggunaan kandungan campuran
dan abu terbang sebanding dengan kekuatan yang dihasilkan, penggunaan campuran
sebesar (18+2)% menghasilkan peningkatan kekuatan tekan maksimal hingga 120%
pada usia 28 hari dibandingkan dengan bata bakar biasa. Kekuatan bata yang
dihasilkan terjadi sedikit peningkatan atau cenderung konstan setelah memasuki usia
21 hari.
Perhitungan nilai ekonomis menunjukkan peningkatan biaya produksi sebanding
dengan bertambahnya kadar bahan campuran. Dibandingkan dengan bata biasa, biaya
lebih rendah hanya terjadi pada sampel dengan bahan campuran 0% dan (4.5+0.5)%.
Namun jauh lebih baik dalam hal efisiensi waktu dan bahan bakar.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penggunaan semen dan abu terbang dapat
mengganti fungsi pembakaran pada proses produksi batu bata dengan peningkatan
kekuatan yang signifikan. Sebagai konsekuensi logis adalah peningkatan dalam hal
biaya produksi, tetapi lebih baik dalam efisiensi waktu produksi.