Institusion
Universitas Sriwijaya
Author
ARDIANSYAH, ARDIANSYAH
Juliantina, Ika
Subject
TA1001-1280 Transportation engineering
Datestamp
2023-04-18 02:42:27
Abstract :
Sejalan dengan semakin digalakannya kegiatan ekspor migas ataupun nonmigas,
Provinsi Sumatera Selatan berencana untuk mengembangkan pelabuhan Tanjung Api-
Api sebagai outlet kemas dan sebagai pelabuhan utama primer yang berfungsi
khususnya untuk melayani kegiatan dan alih muat angkutan laut nasional dan
internasional dalam jumlah menengah dengan jangkauan pelayanan yang menengah.
Untuk memudahkan daerah belakangnya (hinterland) dalam mengakses pelabuhan
Tanjung Api-Api dibutuhkan pengembangan jaringan transportasi untuk kegiatan
angkutan laut dan angkutan darat (antar moda) dengan kereta api dan truk. Salah satu
yang dapat dilakukan yaitu dengan membangun Terminal Peti Kemas (TPK) pada
daerah-daerah yang memiliki potensi besar dalam kegiatan ekspor-impor. Prioritas
pertama pembangunan terminal peti kemas ini berada di daerah Kabupaten Musi Rawas.
Perkerasan terminal peti kemas merupakan tempat berlangsungnya aktivitas
pergerakan beroda (alat penanganan peti kemas) dan beban statis peti kemas sehingga
harus dilapisi dengan suatu bahan/material dengan ketebalan tertentu yang mampu
menerima dan mendistribusikan beban ke lapisan di bawahnya (subgrade). Pada tugas
akhir ini, perencanaan perkerasan terminal peti kemas menggunakan metode British
Precast Concrete Federation (BPCF) 2007. Metode ini mengacu pada buku "The
Structural Design of Heavy Duty Pavements For Ports and Other Industries? edisi
keempat tahun 2007 dan standar yang digunakan yaitu British Standards (BS) dan
British and European Standards (BS EN). Metode ini menggunakan F ini t e Element
Method sebagai pedoman perencanaan perkerasan. Desain meliputi pembagian
perkerasan ke dalam pondasi, base dan lapisan surface.
Dalam perencanaan perkerasan Container yard, lapisan surface merupakan satu
kesatuan dengan ketebalan 110 mm, terdiri dari 80 mm concrete block paving dan 30
mm laying course material. Perhitungan lapisan base ditinjau dari perhitungan tebal
base akibat pengoperasian handling plants dan perhitungan tebal base akibat beban
statis pada Container storage. Sedangkan untuk menentukan ketebalan sub-base dihitung
berdasarkan nilai CBR subgrade.
Dari hasil perhitungan tebal base akibat pengoperasian handling plants, diperoleh
ketebalan maksimum pada alat penanganan Rubber Tyred Gantry Crane (RTGC) yaitu
untuk material standar Cs/io CBGM sebesar 528mm dan sebagai material alternatif dapat
juga digunakan C5/6 CBGM dengan ketebalan 612mm serta C12/15 CBGM dengan
ketebalan 459 mm. Berdasarkan nilai CBR subgrade yaitu > 5%, diperoleh ketebalan
subbase 150 mm material standar crushed rock dan sebagai material alternatif dapat juga
digunakan C1.5/2.0 CBGM dengan ketebalan 87 mm dan C3/4 CBGM dengan ketebalan 69
mm. Pada lapisan surface menggunakan Concrete Block Paving (CBP) dengan
ketebalan 80 mm dan Laying Course Material dengan ketebalan 30mm. Dengan
penggunaan desain terhadap alat penanganan RTGC, relatif aman apabila diatas
perkerasan ini dioperasikan alat penanganan peti kemas lainnya, seperti Reach Stacker,
Front Lift Truck, dan Tractor-Trailer.