Abstract :
Introduksi : Masalah self efficacy pada pasien diabetes melitus (DM) yang
mengalami luka gangren menjadi perhatian utama. Pasien dengan gangren sering
mengalami penurunan keyakinan diri dalam mengelola penyakit mereka karena
kondisi ini dapat mengakibatkan komplikasi yang serius, seperti amputasi. Rasa
takut, kecemasan, dan ketidakpastian mengenai kemampuan mereka untuk
merawat luka dan mengontrol gula darah dapat menghambat kemajuan perawatan.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasional dengan
pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah semua pasien DM dengan
luka gangren. Sampel sebanyak 48 responden dan diambil dengan teknik simple
random sampling. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner
dengan skala likert. Data yang diperoleh diolah dan di uji menggunakan uji spearman
rank, hasilnya disajikan dalam bentuk tabel dan deskripsi. Hasil: Terdapat 36
responden menyatakan bahwa komunikasi terapeutik perawat baik dengan self
efficacy tinggi sebanyak 30 (83.3%) dan dengan self efficacy sedang sebanyak 6
(16.7%). 12 responden yang menyatakan bahwa perawat memiliki komunikasi
terapeutik yang cukup dengan memiliki self efficacy yang sedang sebanyak 7
(58.3%), dengan self efficacy rendah sebanyak 4 (33.3%) dan dengan self efficacy
tinggi sebanyak 1 responden. Berdasarkan hasil uji Rank Spearman didapatkan
hasil p-value sebesar 0,000 < 0,05 , sehingga H0 diterima yang artinya ada
hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan self efficacy pasien diabetes
melitus dengan luka gangrene. Kesimpulan : Terdapat hubungan yang signifikan
antara komunikasi terapeutik perawat dengan self efficacy pasien diabetes melitus
dengan luka gangren di Ruang Arofah RSI Garam Kalianget.
Kata Kunci : Self Efficacy, Komunikasi Terapeutik, Diabetes Mellitus