Institusion
INSTITUT FILSAFAT DAN TEKNOLOGI KREATIF LEDALERO
Author
TANDANG, Fransiskus Arifmunandar
Subject
100 Filsafat dan psikologi
Datestamp
2023-07-22 01:21:12
Abstract :
Karya ilmiah ini bertujuan untuk (1) mengulas tentang bentuk-bentuk baru
pengontrolan (the new forms of control) dalam (terhadap) masyarakat teknologis
seturut pandangan Herbert Marcuse; (2) mendeskripsikan pandangan Herbert
Marcuse tentang realitas masyarakat teknologis; (3) mendiskursuskan dinamika
perkembangan kapitalisme mulai dari kapitalisme klasik hingga kapitalisme
kontemporer (kapitalisme abad ke-21) dalam terang pemikiran Herbert Marcuse;
(4) menyajikan kritik terhadap pandangan Herbert Marcuse tentang the new forms
of control.
Metode yang dipakai penulis dalam karya ini ialah metode kualitatif
deskriptif analitis. Adapun objek yang dikaji penulis ialah bentuk-bentuk baru
pengontrolan (the new forms of control) menurut pandangan Herbert Marcuse
dalam masyarakat teknologis dan sistem kapitalisme abad ke-21. Sumber utama
yang menjadi acuan penulis dalam merangkum karya ini adalah buku Herbert
Marcuse One-Dimensional Man dan Eros and Civilization serta artikel ?From
Ontology to Technology?. Selain itu, penulis juga menggunakan sumber-sumber
lain berupa buku, artikel, atau seri kuliah online yang bertautan dengan topik
karya ini.
Tesis dasar Herbert Marcuse dalam karya-karyanya ialah bahwa di bawah
logika kapitalisme, teknologi menciptakan bentuk-bentuk baru penindasan dan
pengontrolan terhadap masyarakat (individu-individu). Bentuk-bentuk penindasan
dan pengontrolan itu tampak lebih subtil, halus, dan bahkan harmonis. Dengan
mode baru itu, sistem kapitalisme akan tetap langgeng dan reseptif di kalangan
masyarakat teknologis. Menjawabi realitas pengontrolan ini, Herbert Marcuse
menawarkan jalan keluar melalui revolusi. Revolusi, oleh golongan orang yang
peka dan sadar akan penindasan dan pengontrolan, dibuat untuk merombak
sistem. Selain itu, pengaktifan nalar kritis ialah jalan keluar yang tidak boleh
disepelekan. Teknologi dan varian-variannya dalam hukum kapitalisme, demikian
Marcuse, tampil untuk menindas dan mengontrol individu hingga kebebasannya
menjadi hilang. Namun, pengaktifan nalar kritis merupakan strategi yang
sekurang-kurangnya dapat membantu individu keluar dari jeratan teknologi. Lebih
dari itu, bagi Marcuse, kapitalisme yang mendesain pola kerja teknis-algoritmis
ini mesti dinegasi dan dilampaui agar individu dapat menikmati dunia yang diatur
dengan prinsip yang meletakkan kemanusiaan di atas segala-galanya.