Abstract :
Accomodation Work Barge merupakan jenis kapal tongkang yang tidak memiliki
sistem propulsi sendiri. Kapal ini digunakan sebagai tempat akomodasi bagi karyawan
perusahaan migas dan industri kemaritiman. Untuk mendukung sistem tambat, owner kapal
melakukan modifikasi fresh water tank menjadi ruang mooring dan anchor winch. Akibat
alih fungsi, double bottom mengalami perubahan pembebanan. Tujuan Penelitian ini yaitu
membandingkan double bottom sebelum dan sesudah dimodifikasi saat berada pada
kondisi beban air tenang, sagging dan hogging. Adapun skenario pembebanan meliputi
muatan fresh water pada model sebelum dimodifikasi, serta beban mooring dan anchor
winch pada model sesudah dimodifikasi. Hasil analisa dengan software berbasis metode
elemen hingga adalah berupa tegangan kerja maksimum. Tegangan kerja maksimum pada
model sebelum dimodifikasi adalah sebesar 162.19 MPa pada kondisi hogging dan sesudah
dimodifikasi adalah sebesar 184.66 MPa, juga pada kondisi hogging. Selain itu, dihitung
pula nilai Safety Factor pada double bottom frame 20 - 25 dibawah ruang mooring dan
anchor winch. Pada double bottom sebelum dimodifikasi, berdasarkan kriteria bahan BKI
didapatkan nilai Safety Factor pada pembebanan air tenang sebesar 4,47, sagging 3,41
dan hogging 2,18. Lalu pada double bottom sesudah dimodifikasi, didapatkan nilai Safety
Factor pada pembebanan air tenang sebesar 3,61, sagging 2,40, dan hogging 1,92.
Sedangkan berdasarkan tegangan ijin BKI didapatkan nilai Safety Factor pada pembebanan
air tenang yaitu sebesar 2,39, sagging 1,82 dan hogging 1,17 dan Pada double bottom
sesudah dimodifikasi didapatkan nilai Safety Factor pada pembebanan air tenang yaitu
1,93, sagging 1,28, dan hogging 1,02.
Kata kunci : Accomodation Work Barge, Double Bottom, mooring dan anchor winch,
tegangan maksimum, safety factor.